cerita lari 21K Borobudur Marathon 2019, cheers dan tanjakannya memang berkesan

assalamu’alaikum wr. wb..

vakum dari event lari sejak Juli 2019 dan ditambah berkurangnya intensitas berlatih selepas mission (HM)possible Jogja Marathon 2019 membuat target nbsusanto di race berikutnya menjadi lebih realistis.. ya, Borobudur Marathon 2019.. alhamdulillah meskipun kini sistem pendaftaran menggunakan ballout bisa dapat slot atas nama sendiri.. setelah tahun lalu Borobudur Marathon 10 km tentu pengen naik kelas ke 21,0975 km alias HM lagi seperti di Jogja Marathon 2019.. meski memang tak ada finisher tee selain kelas Full Marathon.. nbsusanto sendiri memang nggak mau naik kelas lebih dari jarak HM.. 😆

seselesainya Jogja Marathon 2019 memang harus diakui intensitas lari jauh menurun bahkan menjelang Borobudur Marathon 2019 pun mileage bulanan tidak lebih dari 80 km.. beda banget persiapannya.. lha wong saat ikut Milo JI 2019 dan PSBM 2019 saja persiapan seadanya.. namun memang nbsusanto tetap berusaha latian enteng-entengan jarak 5 km, meskipun tidak seenteng awal tahun ini.. long run pun ambil jarak antara 10-15 km saja, tidak sampai seperti menjelang JogMar dimana bisa 18 km dengan race pace mirip saat event.. harapannya adalah bisa finish bahagia, sehat dan tidak sampai COT.. target 2.30 pun, atau setidaknya 2.45, masih diusahakan meskipun tidak setinggi harapan seperti saat JogMar lalu..

untuk kali ini nbsusanto ikut ambil racepack Borobudur Marathon 2019.. memang bisa beneran paperless saat diambil sendiri maupun didelegasikan karena kebetulan nbsusanto juga mengambilkan milik seorang temen.. suasananya memang gayeng dengan berbagai booth yang ada.. saat dicek, paket lomba pun melimpah.. selain jersey dan BIB terdapat berbagai produk sponsor yang sebagian bisa segera digunakan.. yang cukup mengagetkan nbsusanto dapat gelang start bertuliskan 2.00, persis seperti punya temen.. padahal saat mengisi sama-sama target 2.30 saja.. yo wis rapopo.. mungkin bagi sebagian orang, tas berisi racepack yang bukan jenis tas serut ini agak kurang praktis karena tidak bisa digendong.. namun positifnya bisa untuk bawa barang setelah belanja.. mungkin memang mengajarkan untuk paperless dan less plastic ya.. oya, kalau menurut nbsusanto jersey Borobudur Marathon 2019 terlalu polos dan biasa banget dibandingkan dengan jersey 2017 dan 2018 yang ada motif Candi Borobudur nya.. tapi ini subyektif..

hari-H pun tiba.. berangkat dari Cangkringan jam 2.40 untuk mengantisipasi kena macet menuju parkiran.. benar saja sekitar jam 3.20an sudah terjebak macet sejak lampu merah menuju Borobudur dari jalan nasional.. saat itu semua parkir reguler diarahkan ke Lapangan Kujon.. padat merayap hingga setengah jam dan begitu sampai parkiran adzan subuh.. cocok langsung subuhan dulu saja.. disitu tersedia musholla kecil yang bisa digunakan bergantian.. didengungkan pula pengumuman bahwa untuk menuju race central pelari dapat menunjukkan BIB untuk menaiki bus tayo.. sementara itu untuk pengantar yang mau masuk dipersilakan jalan kaki dan membayar tiket masuk area Candi Borobudur.. segera naik tayo dan titip tas serta ke toilet.. seperti tahun lalu tersedia banyak sekali toilet portable.. meski begitu masih antri.. memang lebih baik urusan buang membuang itu dituntaskan kalau 10K lebih.. daripada di jalan kebelet.. 😆

menuju ke garis start.. ternyata jalan mengarah ke gelang start 1.45 seperti yang dikatakan official dan untuk yang lain silakan ke kanan yang berarti di belakangnya.. baiklah menuju pintu akses berikutnya.. ternyata rame banget.. nbsusanto lirak lirik kok ada yang nggak pakai gelang.. lho ternyata di pintu akses ini tidak ada penjaganya.. lha terus ngapain pakai gelang ya? eh setelah masuk ke area start ternyata pintu akses 1.45 sudah tidak lagi dijaga dan peserta bisa masuk melalui pintu itu.. lha kepiye to iki? memang nbsusanto juga tidak memilih untuk start di depan agar tidak terdorong, tapi kalau memang diatur ya sebaiknya bisa mencontoh seperti misalnya Milo JI 10K untuk lebih baik dan tertibnya.. bukan apa-apa, kasihan para pelari cepat yang terhalangi oleh yang tidak terlalu kencang, meskipun pengisian estimasi waktu finish masih saja ada yang sembarangan..

jam 5.30 dengan langit disertai mendung tanda start pun diangkat.. nbsusanto sendiri baru menginjak sensor start setelah 2 menit.. tipis tipis saja namun memang sedikit ditarik oleh temen agar pace berdampingan.. tentu saja start dengan kondisi ramai berpengaruh di pace km pertama.. seperti tahun lalu saat ambil 10K maupun review yang mengambil jarak lebih jauh, cheering dari warga sekitar yang dilalui jalur lari memang luar biasa.. anak sekolah maupun warga dengan kostum kelengkapan kesenian tradisional berada di kiri kanan.. hal sederhana yang mampu menambah semangat dan sumringah pelari.. mereka yang di km akhir bisa membuat nbsusanto berlari meski hanya sebentar di antara drama yang ada..

pada kilometer 0-5 pace bisa nbsusanto jaga di antara 6.45-7.15.. seperti biasa, WS km 2,5 nbsusanto skip dulu.. kondisi jalur sudah disambut tanjakan dan turunan tipis-tipis.. memang start jam 5.30 di bulan November itu sudah cukup terang.. efeknya terik matahari pasti menanti apalagi mendung sudah menghilang.. menuju water station 2 diiringi tanjakan sehingga nbsusanto memutuskan untuk ambil minum dulu.. ndilalah kok salah malah mengambil isotonik.. ya sudah minum sedikit saja karena nbsusanto pengennya air mineral dulu.. disini jalanan lebar dan ditutup seutuhnya pada pagi hari tanggal 17 November 2019 sehingga aman dan nyaman dilalui oleh pelari..

kilometer 5-10 nbsusanto niatnya masih bermain di 6.45-7.00 dengan estimasi bisa menempel pacer 2.30 selepas km 15 kalau terkejar.. namun ternyata oleh si temen diajak main ke 6.30-6.45.. beberapa kali nbsusanto sedikit menurunkan kecepatan agar tidak over.. apalagi matahari sudah mulai meninggi.. pacer 2.45 sendiri sudah terlewati.. di sekitar KM 8 terdapat check point.. hampir saja nbsusanto jatuh karena tepat setelah CP ada polisi tidur yang sama sekali tidak terlihat dan tidak ada tanda-tandanya, apalagi posisi di belokan (simpang) dan jalanan mulai menurun.. temen sampai terdorong untungnya tertahan.. masukan bagi official untuk penempatan CP di lokasi ini agar tidak terlalu mepet dengan polisi tidur dan ada tanda agar pelari berhati-hati akan adanya polisi tidur.. nbsusanto lupa singgah agtau tidak di WS KM 7,5 namun untuk KM 10 nbsusanto pastikan untuk mengambil air minum dan berjalan sejenak sambil menikmatinya..

kilometer 10-15 adalah saat drama dimulai.. balon pacer 2.30 sesekali mulai terlihat.. kilometer ini pun diawali dengan jalanan yang cukup datar.. melalui WS KM 12, nbsusanto meyakinkan lagi posisinya benar-benar di KM 12 sehingga nbsusanto memilih untuk skip water station ini.. estimasinya adalah selanjutnya water station tersedia di jarak kilometer yang sama, yaitu KM 14.. memasuki Jalan Sudirman dan lalu lintas diberhentikan sementara untuk dilalui pelari.. sedikit turunan dan tanjakan melalui jembatan Kali Progo yang masih bisa dilarikan.. selepas itu berbelok ke Jalan Soekarno Hatta.. garmin bergetar kemudian nampak tanda kilometer 14.. belum ada tanda-tanda water station.. wah gawat.. apalagi pace mulai keteteran dibanding si teman.. sebelum dia menjauh, nbsusanto minta botol minuman yang dia bawa karena memang harus minum.. seteguk dua teguk dan botol kecil itu habis.. kok ya rejeki ternyata setelah simpang depan rute memang memutar balik sehingga nbsusanto berharap bisa mengembalikan botolnya.. benar saja masih ketemu.. wah ini pasti WS di KM 15.. benar saja sebagai titik COP juga.. ambil air mineral dan isotonik masing-masing segelas dan nbsusanto nikmati saja.. melihat ke jam dan membuat estimasi terburuk kalau misal tinggal kuat jalan kaki apakah kena COT.. ternyata masih ada 2 jam lagi dan menurut perhitungan kalaupun jalan kaki sekitar 12-15 menit per kilometer masih nggak kena COT.. baiklah.. santai saja..

kilometer 15-20 menikmati jalan sehat.. ya, nbsusanto masih usahakan untuk sesekali berlari di sela-sela jalan kaki.. tercatat pace di kisaran 8-10 menit per kilometer disini.. menikmati setiap langkah di jalanan area Magelang.. kalau mengingat long run terjauh 15 km dan saat hari-H pace tumbang selepas kilometer 14 memang realistis.. saat JogMar lalu longrun 18 km dan saat hari-H mulai dari KM 18 sering tinggal jalan saja.. benar, persiapan lari jarak jauh itu tidak bisa sekadarnya dan tidak bisa asal-asalan.. harus benar-benar tau batas entah itu pernafasan, hidrasi serta berbagai hal lain.. salah satu alasan nbsusanto pilih jalan saja adalah HR beberapa kali menyentuh 175+ saat diajak kembali berlari.. daripada kenapa-kenapa kan.. toh, mau ngejar apalagi? PB? dari awal memang tidak menargetkan PB..

apalagi di antara kilometer ini, tepatnya sekitar 17-18, ada sebuah turunan menuju Jembatan Kali Progo disusul tanjakan yang memang mantap sekali.. nbsusanto pilih kontrol kecepatan di turunan karena beban kaki lebih berat dibanding di tanjakan.. untuk tanjakan? yasudah balik jalan kaki lagi.. 😆 untungnya di puncak sudah ditunggu oleh fruit station disusul water station.. nbsusanto mengambil beberapa potong semangka disini serta air mineral.. disini terlihat beberapa pelari ditangani oleh medis, mungkin kram.. memang tugas medis cukup banyak di Borobudur Marathon ini.. mungkin ke depan perlu ditambahkan personelnya apalagi di titik-titik kritis karena lebih dari sekali nbsusanto melihat pelari yang kesakitan dibantu oleh fotografer maupun pelari lain..

kilometer 20-finish merupakan sisa-sisa tenaga.. alhamdulillah saat lewat di depan salah satu minimarket, kebetulan salah satu sponsor Borobudur Marathon 2019, ada pegawai yang menawarkan buah pisang.. sudah dapat 1 eh yang lainnya nyodorin.. yasudah ambil keduanya saja.. faktor lapar, nbsusanto buka 1 buah pisang.. jebul uenak tenan makan saat perut hampir kosong.. tak peduli peserta lain yang berlari menyelip, nbsusanto nikmati saja.. 1 habis kemudian buka pisang berikutnya.. habis tepat sebelum masuk area Candi Borobudur bisa berlari kecil dan membuang kulit pisang di tempat sampah.. lanjut lari terus? enggak juga.. sempat diselingi jalan kaki sebentar kemudian coba dilarikan.. ndilalah ketemu cheering dari Bantul Runners.. menyalami mereka dulu sejenak dan terabadikan dengan cukup keren.. setelah itu paksa lari sampai garis finish dan tepat di sensor langsung lompat dengan harapan difoto.. beberapa detik lupa belum matikan tracking Garmin.. wkwkwk.. net time 2:38 sekian dengan gun time 2:41 sekian.. beda 16 menitan dengan VHM jogmar lalu.. 😆

rapopo.. sik penting finish sehat dan bahagia.. alhamdulillah masih bisa lari menikmati pesona alam Magelang dan cheering warga yang luar biasa dengan waktu sesuai target realistis di sub 2:45.. apalagi dapat medali yang terkesan simpel tapi memang build quality nya bagus.. overall, memang Borobudur Marathon 2019 masih meneruskan citra sebagai salah satu gelaran lari terbaik di Indonesia.. catatan-catatan kecil yang nbsusanto rasakan juga sudah dituliskan disini.. semoga dapat menjadi masukan untuk perbaikan ke depannya.. yang pasti kalau mau ikut Borobudur Marathon, sempatkan latihan tanjakan agar tidak menyalahkan rute.. siapkan juga tubuh untuk berlari di terik matahari karena memang kemarin panasnya benar-benar berkesan..

bagaimana Borobudur Marathon 2020 kelak? semoga lebih baik, semarak dan gayeng.. 😀

sekian dan terima kasih.. 🙂

wassalamu’alaikum wr. wb..

About nbsusanto 1033 Articles
Nur Budi Susanto - https://dolanotomotif.com/ seorang blogger yang menggemari otomotif, jalan-jalan, fotografi, teknologi, transportasi, dan kereta api. silakan tinggalkan komentar, kritik, dan saran atas tulisan saya. boleh juga japri saya di kankkunkblog@gmail.com.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*