Catatan(sambat) Pendamping Borobudur Marathon

Borobudur 17 November 2019  – Berbeda dari tahun 2018 saya datang sebagai pelari tahun 2019 ini saya datang sebagai pendamping (supir dan porter) kedua orang tua saya yang beruntung mendapat slot 10k di Borobudur Marathon 2019. Ekspektasi saya cukup tinggi untuk tahun ini karena berbekal pengalaman tahun sebelumnya. Sangat menyenangkan dan penuh kemudahan.

Cerita dimulai saat saya dan kedua orang tua berangkat jam 2.30 dari rumah dengan estimasi waktu 30 menit dan berharap mendapat parkir yang dekat dengan lokasi race venue. Jam 3.00 sudah sampai di area Borobudur tapi sayangnya untuk parkir sudah diarahkan ke lapangan Kujon, tidak sesuai perkiraan  sudah cukup ramai saat itu. Setelah parkir kami langsung menuju pintu masuk Kompleks Candi Borobudur, untuk pelari cukup menunjukan bib dan antri pemeriksaan barang bawaan sedangkan pendamping harus membeli tiket Rp50.000 untuk masuk, harga normal untuk weekend mungkin. Ternyata dari pintu masuk sampai ke race venue jaraknya cukup jauh lebih dari satu kilometer, para pelari cukup beruntung sudah disediakan banyak shuttle sedangkan pendamping ataupun keluarga  harus rela berjalan kaki sambil memandang nanar kepelari yang melambaikan tangan diatas shuttle. Dalam hati saya berteriak,

mereka yang mau lari saya yang pemanasan”

Sampai didekat race vanue timbul rasa ingin ke toilet dan juga sudah masuk waktu subuh. Cari toilet ternyata masih terkunci, dan musola sudah terlihat antrian mengular untuk wudhu sholat subuh. Akhirnya memutuskan untuk menggunakan toilet portable di dekat race venue yang disediakan sangat banyak dan selalu ada petugas yang standby, good job. Tapi ternyata tidak ada musola dan tempat wudhu di race venue, sehingga harus kembali ke musola yang jaraknya sekitar 200m, antrian semakin mengular terlebih karena kran wudhu mati semua dan harus mengambill air bergantian dari tandon yang disediakan. Ketika giliran saya air di tandon sudah sangat tipis padaha antrian wudhu masih mengular dan kran masih belum hidup. Mau protes tapi ya gimana….

Kembali ke race vanue, bertemu orang tua kembali banyak meja kursi untuk menunggu, ada juga beanbag dan kolam untuk merendam  setelah berlari(seingat saya lebih dari dua), tidak lupa banyak stand jualan baik sponsor maupun jajanan lain, cukup menggoda dompet. Race vanue cukup besar jadi tidak terasa sempit meski banyk orang, tapi si Ibu sempat hilang nyasar setelah dari toilet hahaha. Untungnya bisa ke garis start.

Salah satu yang paling saya suka dari Borobudur Marathon 2018 adalah cheering yang sangat banyak, mungkin setiap kilometer ada rombongan penyemangat yang menyenangkan. Dari beberapa teman dan orang tua cheering tahun ini tetap juara. Satu yang saya cukup syukuri adalah ada kelompok cheering penari tepat setelah garis start jadi tak perlu menjadi pelari untuk menikmati cheering khas Borobudur Marathon.

Pelari sudah start, pendamping mau ngapain? Well ada dua pilihan untuk saya, ngupil nyaman di race vanue atau naik ke Candi Borobudur. Saya memilih yang kedua karena saya risih ngupil ditempat yang cukup ramai dan juga satu jam menunggu mau ngupil sebanyak apa….  Karena orang tua saya  ikut kelas 10k, start jam 06.10 masih cukup pagi untuk naik Candi Borobudur untungnya sudah dibuka untuk umum. Lagi-lagi saya beruntung karena diatas candi masih sepi dan masih golden hour, foto dengan hp pun sudah cukup bagus, waktu satu jam untuk menunggupun tidak terasa lama.

Setelah satu jam saya memutuskan untuk turun kembali ke race vanue, saya menunggu didekat garis finish. Menyaksikan eforia para finisher 10k dan hm yang sudah finish, terasa menyenangkan mengingat tahun lalu juga pernah finish disana. Saya merasa cukup terbantu dengan aplikasi dari Borobudur Marathon yang bisa memantau orang-orang terdekat saya sudah sampai mana saja dan perkiraan waktu finishnya, cukup akurat. Satu hal yang sangat berbeda ketika menjadi pelari dan pendamping adalah menantikan garis finish dan menanti digaris finish. Ketika menjadi pelari menantikan kapan garis finish terlihat dan dilalui, Menjadi pendamping menanti digaris finish orang-orang yang kita tunggu finish, cukup khawatir karena cuaca cukup panas saat itu dan juga melihat beberapa finisher tumbang digaris finish dan diangkut ke tenda medis.

Overall, sebagai pendamping saya merasa puas dengan pengecualian untuk Borobudur Marathon 2019 ini. Cerita dari teman-teman dan orang tua tentang rute, cheering, serta ws yang cukup melimpah dan juga Aplikasi yang bisa memantau pelari dengan cukup akurat bisa menjadi pelajaran kedepan tidak perlu terlalu khawatir ketika menunggu orang orang terdekat finish. Dan mungkin untuk tahun depan bisa membeli tiket masuk untuk keluarga ditempat RPC dan juga ada shuttle untuk mereka, karena saya lihat cukup banyak juga yang datang Bersama keluarga. Terimakasih.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*