kawah ijen, mengajarkan lagi tentang indahnya dunia dalam lensa mata

assalamu’alaikum wr. wb..

kawah ijen.. kawasan yang terkenal dengan api biru nya.. menurut berbagai info, hanya ada 2 dunia, yang satunya ada di Islandia sana.. mumpung masih ada waktu selepas dari Taman Nasional Baluran, siput pun nbsusanto bawa bersama kawan-kawan ke kawasan Gunung Ijen..

melewati banyuwangi dan mengikuti saran jalan terdekat oleh google maps.. percayalah, jangan percaya jalan tercepat ke Ijen jika hanya dibilang lebih cepat 20 menit.. jalan yang dilalui sangat sempit, naik turun dan sempat hilang dari google maps.. untunglah saat itu ada 5 orang dalam mobil hingga masuk jalan yang benar.. jalan yang benar walau lumayan sempit setidaknya masih bisa untuk 2 mobil dari arah berlawanan.. untungnya sudah mulus walau tanjakannya cukup jahanam.. berkali-kali siput harus pake gear 1! edyan tenan.. sempat dari belakang ada lampu dan pas dipersilakan nyelip ternyata Strada nya polisi hutan.. ha yo enteng.. suasana semakin syahdu karena tak ada penerangan sama sekali.. untungnya lampu jauh siput ditambah foglamp cukup bisa diandalkan.. maklum nggak bertemu pengguna jalan lain.. pas di pinggir jalan sempat ngira ada kuburan, ternyata kotak-kotak saja.. badalah 😆

tidur sejenak di mobil hingga jam 2.. yap, pada saat itu memang kawasan Kawah Ijen baru dibuka jam 2.30.. jadi mau nggak mau pendakian bareng-bareng.. tentu beli tiketnya dulu.. untuk hari libur 7500 per orang dan 10000 per kendaraan.. perlengkapan kami saat itu adalah jaket gunung, celana jins, sepatu/sandal gunung, sarung tangan, penutup kepala dan tas kecil untuk bawa gadget dan air minum..

berhubung mulai pendakian satu waktu akibatnya ya gini.. terjadi penumpukan.. rame banget.. hingga akhirnya jam 2.30 pintu dibuka dan karcis dicek.. setelah itu boleh melanjutkan perjalanan.. nah disini penting juga bawa senter.. untungnya kemarin sempet masukin senter ke laci siput.. daripada bergelap-gelapan.. pelan tapi pasti dengan beberapa kali istirahat kami pun berjalan naik.. berkali-kali angin berhembus sangat kencang..

api biru? maaf tak terdokumentasikan.. bahkan turun ke sekitarnya pun tidak.. kenapa? ada beberapa orang menawarkan sewa masker N95 dengan nada memaksa.. mana pertama kali menawarkan 25 ribu per masker.. pas didengar lagi ada yang menawarkan dengan harga 20 ribu rupiah.. sementara harga barunya 200 ribu rupiah.. memang lebih aman, tapi bukan begitu caranya.. ditambah 2 dari rombongan belum sampai atas.. ya sudah mending memandang dari atas.. dan rupanya pemandangan dari atas indah tenan walau tak bisa difoto.. bener-bener saat itu cuma dengan mata menikmati kekuasaan Allah.. subhanallah.. 😀 kalo begitu jangan lupa sholat subuh ya, karena memang sampai di atas tak berselang lama sudah masuk waktu subuh.. 🙂

sampai setengah 5 masih lalu lalang pendaki yang naik maupun turun ke arah kawah.. tentu api biru sudah tak terlihat lagi..

memandang ke atas.. subhanallah, langit kembali dihias berbagai warna.. mirip dengan sunset hari sebelumnya di Taman Nasional Baluran.. 😀

selfie sek.. ben ngumumi koyo liyane.. mumpung ada yang bawa Xiaomi Yi..

oiya salah satu alasan kenapa ada beberapa larangan bagi yang memiliki gangguan pernafasan di kawasan Kawah Ijen karena lokasi ini adalah penghasil sulfur atau biasa disebut belerang.. di atas kami banyak jumpai tenggok berisi bongkahan belerang yang siap dibawa turun.. oiya, kalo ditanya turunnya seperti apa.. nanti liat saja.. 🙄

jam 5.30 kami pun mulai melangkah turun.. maklum saja, target hari itu harus sampe kediri.. dan dari banyuwangi jaraknya cukup jauh.. tapi tentu saja cerita di kawah ijen belum berakhir.. 😎

hamparan pepohonan besar dan kecil ada sejauh mata memandang.. beberapa pohon nampak menghitam, awalnya kami kira ada kebakaran, tapi setelah dipikir pikir lagi, belerang itu menhasilkan panas.. maka tak heran bukan jika pepohonan seperti terbakar?

langit biru.. tapi nbsusanto baru menyadari ternyata jalannya seperti ini.. sangat berdebu.. baru keliatan setelah matahari meninggi.. 🙄

bagaimana perbandingan kemiringan lereng dengan orang yang berdiri?

liat ini langsung memory melayang ke awal 2014.. di penanjakan.. harusnya bisa melihat pemandangan sejelas ini.. tapi memang belum rejekinya.. 😉

oya ini lho yang digunakan untuk bawa belerang dari kawah ijen ke bawah.. semacam gerobak kecil.. tapi dilengkapi rem di kedua roda tentu saja.. edan po turun tanpa rem.. tak jarang terdengar suara “ciiit ciiit ciiit” yang awalnya dikiran suara burung ternyata suara gerobak direm.. 🙄

berikut galeri foto di kawasan gunung ijen yang sempat nbsusanto abadikan..

nggak banyak yang bisa dikatakan disini.. speechless.. bener-bener bikin sumringah.. pendakian dengan perubahan elevasi 400 meter ini sangat worth it.. bahkan walau tak bisa memfoto api biru, tapi dengan melihatnya saja sudah lebih dari cukup.. terkadang kita lupa bahwa kita punya alat optik dan alat penyimpan terbaik.. kita terlalu banyak berkutat dengan layar kamera dan mengandalkan sdcard untuk menyimpannya..

kawah ijen.. highly recommended! karena di balik perjuangan pasti akan ada hasil yang bisa dipetik.. 😀

sekian dan terima kasih.. 🙂

wassalamu’alaikum wr. wb..

nbsusanto

Nur Budi Susanto – https://dolanotomotif.com/

seorang blogger yang menggemari otomotif, jalan-jalan, fotografi, teknologi, transportasi, dan kereta api. silakan tinggalkan komentar, kritik, dan saran atas tulisan saya. boleh juga japri saya di kankkunkblog@gmail.com.