assalamu’alaikum wr. wb..
mohon maaf belakangan ini blog rada seret update karena berbagai kegiatan dan penyesuaian.. nanti mungkin akan dibuat artikel terpisah.. namun pada intinya, sekarang jadi sering wira-wira Jakarta-Jogja lagi.. ndilalah kok ya harga tiket kereta semakin merangkak naik saja.. mau naik bus tapi jam sore kadang tanggung.. pesawat juga mahal..
kereta ekonomi semacam Bogowonto, Senja YK maupun Senja Solo sudah menembus harga 300 ribu rupiah di kala akhir pekan.. kereta seperti Progo, Gaya Baru Malam Selatan dan Bengawan tentu saja sudah ludes jika tidak pesan dari jauh hari..bagi para kaum PJKA (pulang jumat kembali ahad), apalagi yang agendanya belum fix hingga 1 bulan sebelum berangkat, memang cukup terasa..
seperti kepulangan kemarin belum fix hingga akhirnya 1 minggu sebelum rencana pulang iseng cek KAI access.. e lha kok ndilalah ada 1 seat kereta Bengawan dengan harga 74 ribu rupiah yang tersedia.. mungkin cancelan.. tanpa babibu langsung pesen dulu saja.. baru dipikir dibayar atau enggak.. akhirnya dibayar saja karena opsi lain juga lumayan.. lagipula belum pernah naik kereta Bengawan sebelumnya.. memang jarang sih naik kereta yang perjalanannya di siang hari..
siang itu sesampainya di Stasiun Pasar Senen nbsusanto menuju counter check in dan mencetak boarding pass untuk langsung menuju pintu keberangkatan.. biasanya kereta ekonomi, apalagi yang kursi 3-2, bagasi di atas kursi itu cepet penuh.. nbsusanto sih memang nggak bawa bagasi seperti biasa.. cukup tas ransel dan tas gendong saja.. kebetulan sih dapat di seat A yang dekat dengan jendela.. segera duduk dan pakai kupluk..
kereta Bengawan ini jamnya terasa tanggung bagi nbsusanto.. waktu dzuhur, ashar dan maghrib kereta masih dalam perjalanan.. bisa sholat dzuhur dan ashar di kereta lalu maghrib di jama’ takhir dengan isya.. cuma ya agak kurang leluasa tempatnya.. tapi nggak masalah sih.. kalau bejo di kereta makan ada tempat sholat.. cuma nbsusanto sih cukup di seat saja.. ngadepnya gimana? kalau dalam perjalanan dan space kecil mau gimana lagi?
hal paling menyenangkan dari perjalanan siang hari melalui Daop V atau Daop II adalah pemandangannya.. selalu syahdu karena jalur kereta api meliuk-liuk melalui sela-sela perbukitan dan tentu saja beberapa kali bertemu simpang dengan jalan raya yang tak lagi sebidang.. tentu tujuannya untuk meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api serta menghindari resiko terjadi kecelakaan dengan kendaraan di jalan raya..
kereta Bengawan berangkat dari Stasiun Pasar Senen terus melaju dengan beberapa kali berhenti di stasiun, di antaranya Jatibarang, Cirebon Prujakan, Purwokerto, Gombong, Kebumen, Kutoarjo, Wates, Lempuyangan, Klaten dan tujuan akhir Purwosari..
yang nbsusanto lakukan di kereta sih nggak jauh dari tidur dan ngegame kalau ada sinyal.. kalau nggak ada sinyal dan pemandangannya syahdu ya mending melihat ke luar.. memang ada beberapa yang berbeda dibanding dulu di antaranya jalur Purwokerto-Kroya yang sudah double track, yang tentu mengubah Jembatan Sungai Serayu dan Terowongan Notog serta Kebasen.. kemudian selepas Kroya disuguhi proyek double track lintas Kroya-Kutoarjo, termasuk adanya pembuatan Terowongan Ijo pengganti yang besok sudah terdiri dari 2 trek.. sebagai penikmat kereta api dan kebetulan belajar di bidang sipil dan transportasi, hal-hal itu tentu saja menarik.. lhawong dari dulunya memang suka kereta.. 😂
tanpa adanya keterlambatan, perjalanan hampir 8 jam kereta Bengawan akhirnya mengantarkan nbsusanto ke Stasiun Wates pada pukul 19.10.. sebuah tempat pemberhentian favorit di kota kecil di Daerah Istimewa Yogyakarta sisi barat.. memang dari Srandakan lebih enak dan cepat turun di Stasiun Wates dibandingkan harus ke kota Yogya.. 😂
kereta Bengawan.. bagaimanapun, 74 ribi rupiah adalah tarif termurah untuk perjalanan Jakarta – Yogya/Solo dan sebaliknya.. namanya kereta PSO dengan harga segitu sudah cukup.. okupansinya tentu saja penuh dimulai dari para pekerja, keluarga maupun orang orang yang mau naik gunung atau backpacker.. kalau memang mau naik kereta Bengawan ini sebaiknya dipesan dari jauh hari.. 😁
sekian dan terima kasih.. 🙂
wassalamu’alaikum wr. wb..
Nur Budi Susanto – https://dolanotomotif.com/
seorang blogger yang menggemari otomotif, jalan-jalan, fotografi, teknologi, transportasi, dan kereta api. silakan tinggalkan komentar, kritik, dan saran atas tulisan saya. boleh juga japri saya di kankkunkblog@gmail.com.
Mau nanya kalo kereta bengawan ke yogja stasiunnya beda dengan kereta eksekutif yang ke yogja juga kah?
asik bener, 70an ribu udah smpe Ibu Kota eh (mantan ibu kota bakalan) wkwk
betul.. paling murah memang.. tapi jamnya agak tanggung.. nggak tau besok kalau udah pindah ibukota gimana masih penuh banget enggak..
Aku terakhir naik bengawan thn 2016, dulu tiketnya 90-100ribuan tp kursinya ga banget, ga oke buat dipake tidur karena kiri kanan ada besi pegangan gt ga bs dilepas, jd jaman dulu msh ada bbrp orang yg tidur selonjoran di lantai kereta wkwkwk.. tp skrg kyny udah oke banget ya fasilitasnya, harga juga lebih murah drpd dulu.
kursinya masih sama aja kok mbak.. orang yang tidur kalau di bagian lorong memang nggak ada, tapi kalau yang sudah biasa tidurnya di bawah kursi, gantian dengan yang di atas kursi.. ya kadang tidurnya kaki ada yang nggantung di lorong..
kalau harga kayanya sama aja mbak.. mungkin Progo atau Gaya Baru Malam Selatan kalau di kisaran 100.. 😀
Saya sudah lama sekali tidak maik kereta antar kota. Sekarang kelihatannya kereta nya jauh lebih bagus / bersih dibanding dahulu.
betul om.. lebih bersih dan lumayan nyaman lah.. meskipun konsekuensinya harganya terasa lumayan sekarang..
monggo om naik kereta lagi.. 😀