assalamu’alaikum wr. wb..
tersebutlah empat bujangan di ibukota yang bosen dengar suara klakson di sekitar kalimalang di suatu tanggal merah.. langsung deh diskusi dan melangkah ke stasiun krl.. tujuannya mau liat seperti apa stasiun tanjung priok, stasiun jakarta kota dan pelabuhan sunda kelapa.. tapi naik angkutan umum.. rencananya turun di stasiun tanjung priok lanjut naik angkot..
salah satu tempat transit kami adalah stasiun yang cukup unik karena ada jalur rel bertingkat.. yup tak salah lagi stasiun kampung bandan.. jadi kami dari selatan akan menuju stasiun jakarta kota tapi ganti kereta disini biar nggak perlu nunggu lama pemberangkatan menuju stasiun tanjung priok.. ruwet lah jadwale tapi rapopo.. wkwkwkkw.. spot menarik juga karena terdapat tikungan dimana banyak dilalui oleh kereta penumpang jarak jauh maupun kereta barang..
stasiun jakarta kota juga merupakan stasiun terminus.. jadi semua jalur kereta disini adalah ujung.. tentu saja semua jalur terdapat sepur badug untuk mencegah kereta api nyelonong yang bisa membahayakan orang dan bangunan di sekitar stasiun ini..
stasiun jakarta kota ini juga memiliki sangat banyak jalur.. meskipun bukan pemberangkatan kereta jarak jauh, tapi di area stasiun jakarta kota ini lah mereka beristirahat sejenak untuk menunggu jadwal pemberangkatan selanjutnya.. oya, saat ini stasiun ini hanya melayani naik turun penumpang KRL saja.. okelah masuk lagi ke KRL menuju priok..
sampai juga di stasiun tanjung priok.. desainnya cukup berbeda dengan kebanyakan stasiun karena tak ada tiang di peron-peron tengah.. modelnya malah lebih mirip hanggar pesawat.. yup konstruksi baja lengkung.. memang bukan stasiun pemberangkatan kereta api jarak jauh, mungkin walahar ekspres tujuan purwakarta yang paling jauh.. selain itu hanya krl saja.. kereta api pelabuhan pun hanya melintas di sampingnya menuju area bongkar muat, tidak meminuskan perjalanan di peron stasiun ini..
turun dari stasiun tanjung priok cuma satu-dua foto saja dengan handphone mengingat tidak boleh menggunakan kamera di stasiun kecuali mengantongi surat ijin tertulis.. ya sudahlah keluar dan langsung cari angkot menuju pelabuhan sunda kelapa.. mubeng ya padahal sebenernya lebih deket dari jakarta kota tadi, tapi jeneh nggak tau stasiun tanjung priok seperti apa..
ternyata pelabuhan sunda kelapa jadi salah satu spot yang menarik bagi beberapa orang yang memiliki kamera.. beberapa kali disana kami menemui pria maupun wanita menenteng dslr dan entah mengabadikan temannya ataupun foto street..
misalnya aktivitas bapak-bapak yang sedang memperbaiki kapal..
maupun lalu lalang kendaraan entah itu sepeda, motor, maupun mobil dan truk yang memang cukup sering..
menariknya pelabuhan sunda kelapa ini tentu saja dengan adanya kapal di tengah laut.. sayangnya saat itu langit berawan cenderung mendung sehingga di foto pun kurang cetar.. coba cerah dan di golden atau blue hour.. behh..
lalu aktivitas crane di seberang sana.. entah untuk pekerjaan sarana pelabuhan maupun bongkar muat kontainer.. entah ada berapa aktivitas berapa ton pada setiap harinya.. memutar roda perekonomian makro dan mikro..
suasana semakin gelap.. lebih baik segera menuju keluar saja biar nggak susah kalo mau sholat maghrib.. apalagi jalan cukup jauh menuju masjid.. toh mau nunggu warna emas matahari terbenam juga terhalang cuaca..
tapi tetep saja fotografi setelah maghrib kala pemandangannya lampu itu menarik.. sayangnya nggak bawa tripod.. jadi nggak bisa main shutter time lambat.. cuma di 1/10 detik saja dan ISO dinaikkan ke 2000.. cukup lah untuk dokumentasi pribadi.. kalo bawa tripod atau ada stabilizer di bodi kamera sih berani lebih lambat lagi..
di bagian luar terdapat sebuah pinisi.. sebuah kapal tradisional yang cukup legendaris dan menjadi lambang kejayaan maritim indonesia.. yap, nenek moyang bangsa indonesia adalah orang pelaut.. bagaimana tidak, sebagai negara kepulauan tentu laut menjadi medan yang harus dilalui bukan, meskipun pada saat ini transportasi udara lebih diminati oleh para penumpang karena lebih cepat, tapi untuk barang kontainer tentu saja pelayaran masih jadi favorit walau waktunya lebih lama..
dari pelabuhan sunda kelapa kami merencanakan untuk naik krl di stasiun jakartakota, dengan mampir ke kota tua sebentar.. kami pilih jalan kaki karena angkot juga tanggung.. sekitar 2 kilometer saja.. itung-itung biar gerak olahraga.. toh berhenti di kota tua bisa duduk leyeh leyeh, minum serta menikmati berbagai aktivitas malam hari..
ternyata ramai ya.. entah mereka hanya duduk-duduk, ngobrol serta menikmati cemilan yang merupakan bekal ataupun beli disini.. sesekali ada yang menjajakan minuman ataupun mengamen.. ya memang salah satu lokasi refreshing penduduk jakarta..
sampai juga di stasiun jakarta kota.. yap akhirnya tap e-money dan masuk di area penumpang tak hanya di sekitar peron.. memang kalau desain atap dengan baja pelengkung bukan di area rel sih ada beberapa stasiun yang mengaplikasikannya, meski di atas rel tidak seperti ini..
lah malah ketemu dengan argo bromo anggrek yang sedang dipersiapkan untuk perjalanan malam dari stasiun gambir menuju stasiun surabaya pasarturi.. berarti setelah berdinas sebagai kereta nomor 1 se indonesia raya, k1-97 ini akan diberangkatkan dengan nomor 4.. well meskipun model kaca nya kotak, tapi berbeda dengan k1-16.. terlihat pula terdapat tulisan “you are our priority” pada bodynya yang gendut.. sayangnya sudah tidak mengadopsi pintu geser lagi.. apalagi livery, sudah tak ada lagi kecantikan livery go green.. semuanya sudah jadi sesuai kesepakatan livery airlines atau lebih dikenal sebagai selendang pecut.. podo ro liyane.. hilang sudah salah satu ciri khasnya..
interior k1-97 milik argo bromo anggrek.. meskipun pernah menjadi kereta dengan fasilitas nomor wahid khas argo jaman dulu, ternyata kereta ini tidak memiliki footrest! padahal salah satu khasnya eksekutif karena ada sandaran kakinya bukan.. kalo model bagasinya sih standar eksekutif ya.. jauh lebih keren kereta model jendela pesawat yang bagasinya pun berpenutup, yang dulunya dipakai gajayana sebelum akhirnya diwariskan ke purwojaya..
tak berapa lama keluar, pintu argo bromo anggrek ditutup.. selain karena memang sudah mendekati jadwal untuk berjalan menuju stasiun gambir mungkin juga agar tidak ada orang yang masuk lagi.. ya memang sudah malam dan krl ke arah timur sudah tersedia.. waktunya balik.. satu sore yang lumayan bisa mencakup banyak tempat meskipun langitnya kurang bersahabat.. mungkin perlu dicoba lain waktu dengan persiapan yang lebih matang ya, termasuk bawa tripod misalnya.. memang ya nggak cuma sekadar njepret..
sekian dan terima kasih.. 🙂
wassalamu’alaikum wr. wb..
Nur Budi Susanto – https://dolanotomotif.com/
seorang blogger yang menggemari otomotif, jalan-jalan, fotografi, teknologi, transportasi, dan kereta api. silakan tinggalkan komentar, kritik, dan saran atas tulisan saya. boleh juga japri saya di kankkunkblog@gmail.com.
Leave a Reply