assalamu’alaikum wr. wb..
pilihan perjalanan malam hari dari kota Semarang menuju ibukota (yang masih di) Jakarta sebenarnya cukup beragam.. tentu 3 moda utama adalah pesawat, kereta api dan bus.. berhubung budget dan waktu yang membatasi, nbsusanto dan istri sepakat naik kereta saja.. maklum kami mengejar sampai di Jakarta sebelum subuh dengan pemberangkatan dari Semarang pada jam yang tidak perlu buru-buru.. banyak opsi kereta dari berbagai kelas, mulai Jayabaya sampai dengan Argo Bromo Anggrek.. setelah dilihat jam dan harganya, pilihan pun jatuh ke Gumarang..
kenapa kereta Gumarang? ya karena berangkat dari Stasiun Semarang Tawang pada pukul 20.01 dan tiba di Stasiun Pasar Senen sebelum subuh.. seharusnya tidak buru-buru jikapun harus berangkat ba’da maghrib dari Semarang Selatan.. kemudian terdapat pilihan kereta bisnis yang ruang kakinya cukup lega dengan harga yang masuk akal..
ndilalah pada sore harinya malah diajak saudara ke Pondok Kopi yang berada di selatan kota Semarang.. dengan perhitungan waktu hayuk sajalah dengan estimasi turun gunung ba’da maghrib.. sambil memantau waktu prakiraan di google maps, realitanya jam 18.30 baru jalan.. sempet ada drama ketika balik dari Pondok Kopi ternyata etoll saudara kurang.. untungnya nbsusanto masih bawa emoney.. cukup lancar meski agak ngebut akhirnya tiba di Stasiun Semarang Tawang sekitar jam 19.55.. nbsusanto nurunin koper dan dek bojo langsung ke counter keberangkatan.. untungnya sudah check in online.. ndilalah ada info kereta terlambat.. aman.. 😆 maklum kalau naik kereta tidak dari stasiun terminus kadang kala terjadi keterlambatan di jalur sebelumnya..
kereta berangkat belasan menit dari jadwal.. ambil posisi terenak namun ternyata perut lapar.. dari pengamatan dan pengalaman, nasi ayam kremes atau beberapa varian nasi ayam lain masih masuk akal.. ya memang 35 ribu itu lebih mahal dibandingkan tidak di dalam kereta, namun setidaknya posisi kelaparan di dalam kereta masih dapat menu yang enak.. memang, KAI / Reska yang menggandeng rumah makan yang memang spesialis di menu tersebut patut diapresiasi karena seharusnya memang begitu..
kereta pun berjalan.. tentu saja suara besi beradu masih terdengar.. ambil posisi terenak buat tidur.. entah kenapa malah kalau buat tidur pethakilan masih lebih leluasa kereta ekonomi 3 kursi.. tapi kalau ada jejeran dan tidur wajar tentu saja kereta bisnis memang masih enak.. ya memang busanya lebih tebal walau sudah tidak seempuk dulu lagi.. apalagi Gumarang ini salah satu dari sedikit kereta yang masih memiliki kelas bisnis..
memasuki berbagai stasiun di Daop IV, Daop III serta Daop I, akhirnya Gumarang sampai juga di Stasiun Pasar Senen sebelum subuh.. kala itu, waktunya kembali ke aktivitas dan rutinitas di ibukota..
lalu bagaimana dengan kereta Gumarang? untuk perjalanan ke barat memang jamnya asyik, rangkaian pun campuran tinggal budget berapa.. tapi kalau ke timur jamnya masih terlalu siang bagi para pegawai kantoran.. memang, tak mudah cari yang jamnya pas seperti pada akhirnya memilih Tawang Jaya kemarin..
sekian dan terima kasih.. 🙂
wassalamu’alaikum wr. wb..
Nur Budi Susanto – https://dolanotomotif.com/
seorang blogger yang menggemari otomotif, jalan-jalan, fotografi, teknologi, transportasi, dan kereta api. silakan tinggalkan komentar, kritik, dan saran atas tulisan saya. boleh juga japri saya di kankkunkblog@gmail.com.
Leave a Reply