Kontroversi Helm Fullface, Meningkatkan Keselamatan Atau Malah Berbahaya?

Halo cah!
Lama tak jumpa,

Pagi2 buka Instagram saya dimention sama mbah Denmas Leo Nugroho di salah satu reels tentang sesorang yg berbicara di pengadilan tentang helm khususnya full face. The backstory is, saya ga tau ini siapa yg ngomong dan bersaksi atas kasus apa, tapi kurang lebih ada 3 kalimat yg mau saya garis bawahi dan saya bahas disini sebagai pengetahuan bagi pembaca sekalian.

  1. Helm melindungi sekitar 40% dari kemungkinan head injury.
  2. Helm yang beratnya lebih dari satu setengah kilogram justru itu akan bisa memungkinkan injury atau patah tulang yg lebih besar.
  3. 70% korban dengan tulang dasar tengkorak yang patah pada pengendara motor justru yang menggunakan helm fullface.

Oke kita bahas dari point yg pertama. Helm tidak sepenuhnya melindungi kepala kita. Tetapi menurut NHTSA (National Highway Traffic Safety Administration) helm bisa mengurangi 37% dari resiko kematian. Mengurangi 69% resiko head injury, 70% cedera otak berat, dan 50% cedera leher.

Yg kedua, helm dengan berat di atas 1,5 kg. Helm dengan berat di atas 1,5kg rata2 akan menyebabkan tulang dan otot leher mudah lelah. Tapi salah satu standar helm internasional yaitu Snell punya std berat yg di atas 1,5kg. Dan mbah mbah di sini tau lah std Snell itu biasanya dipake di helm2 premium macam Arai, Shoei, dan Bell.

Helm fullface dengan bobot segitu biasanya teebuat dari fiber composite. Sekarang dengan makin canggihnya teknologi, pembuatan shell helm bisa lebih ringan dan kuat, sebagai contoh helm yg berbahan shell karbon fiber. Dan std tertinggi dunia balap sekarang pakai std FIM di mana bobot helm di bawah 1,5kg. Apakah pakai helm di atas 1,5kg berbahaya? Oh belum tentu.

Yang ketiga yg paling kontroversial menurut saya. Faktanya jika anda cari jurnal terkait, penggunaan helm fullface yg benar akan jauh mengurangi resiko cedera baik di kepala maupun leher. Cuma yg menarik saya nemu sebuah jurnal soal helm yg ditulis oleh Jhonatan P. Goldstein pada tahun 1986 bahwa helm fullface bisa meningkatkan cedera berat di leher. Bahkan jurnal tsb dibawa oleh komunitas “anti helm” di Amerika untuk menggagalkan kebijakan wajib helm untuk pengguna sepeda motor di jalan raya.

Akan tetapi sebuah studi replikasi menemukan bahwa analisis Goldstein cacat karena imputasi data yang tidak tepat, pemodelan data yang jarang, dan salah tafsir koefisien model. Studi replikasi baru menemukan bahwa helm dikaitkan dengan risiko cedera kepala, leher, dan kematian yang lebih rendah.

Nah, di sini saya masih coba positive thinking ya mbah. Saya rasa video itu dipotong untuk kepentingan tertentu. Karena data yg disajikan tidak relevant dengan kemajuan teknologi keamanan zaman sekarang menurut saya.

Tapi kalau dipikir2 ada benarnya juga pernyataan tsb. Helm itu bisa berbahaya ketika hal berikut.

  1. Pemilihan sizing yg tidak tepat. Jadi masalah sizing ini krusial banget mbah. Kenapa? Karena ketika kita pakai helm yg lebih longgar (anggep aja kepala size M tapu malah pake helm size L-XL) pasti akan ada celah kosong entah itu di bagian belakang atau samping kepala. Nah di situ sudah bisa bikin kita celaka. Ketika kita crash, bukannya kita dipeluk oleh helm yg kita pakai, tapi kita malah jadi berbenturan dengan helm kita sendiri. Dan resikonya bisa mendapat luka dalam di kepala/otak. Bisa lumpuh, bahkan meninggal.
  2. Pemilihan helm dengan brand tidak jelas asal, bahan dan standarisasinya. Masih inget ga banyak helm yg disale di online shop embel2 80-100k udah SNI? BRUH, kalo ada yg kaya gitu jangan dibeli!! Kepala anda jauh lebih mahal dari itu!! Belum lagi maraknya helm helm KW, Clone, 1:1 atau apalah kalian nyebutnya. Demi gengsi pake helm kaya gitu biar keliatan mewah. Udah gitu harganya di atas 1 jt lagi. Padahal dengan 1jt lebih dikit anda bisa dapat helm lokal yg kualitasnya udah bagus2 dan dengan std international.
  3. Penggunaan helm yg salah, seperti tidak pernah mengikat tali helm. Karena tali helm ini tidak kalah penting mbah. Ketika anda crash menggunakan helm yg tidak terikat, maka akan ada kemungkinan helm ini lepas dan second impactnya mencederai kepala.

Dipersilahkan juga untuk kawan2ku yg lebih paham tentang perhelman untuk menambahkan jika tulisan saya ada yg kurang atau jika ada yg salah saya mohon untuk dikoreksi .

Ingat, ketika anda memakai riding gear yg proper, bukan berati anda tidak mempan cedera ya. Sebaiknya berkendara di jalan sewajarnya. Dan menghargai hak pengendara lain. Cari literasi atau orang yg bisa mengakarkan tentang keselamatan berkendara dan defensive driving. Hal ini akan membantu mbah mbah sekalian dalam mengurangi resiko kecelakaan di jalan.

Sekian tulisan dari saya kali ini, semoga kita selalu diberikan akal untuk menyerap sebuah informasi. Dan semoga kita semua selalu aman saat berkendara.

Nb. Sedikit bacaan soal helm : Are full-face helmets the most effective in preventing head and neck injury in motorcycle accidents? A meta-analysis”

About Kentas Adi Swasono 3 Articles
Kentas Adi Swasono adalah penggiat safety riding yang hobi touring dan salah satu #superMod di grup facebook Bekakas. "Nakal boleh, go**** jangan!*

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*