Review Apple MacBook Air M1 256 GB, Perlu Adaptasi

assalamu’alaikum wr. wb..

melanjutkan pembahasan mengenai Apple MacBook Air M1 256 GB di artikel sebelumnya, laptop ini langsung diajak kerja.. ya, bulan Maret lalu kegiatan sangat padat sehingga sudah langsung diajak kemana-mana.. lumayan, malah bisa langsung review dengan cukup intens..

sebelum memiliki MacBook sendiri, nbsusanto sempat memegang milik temen.. tentu saja kala itu kikuk karena dari user interface dari Macintosh tidaklah sama dengan Windows.. oleh karena itu, begitu datang nbsusanto lebih banyak googling dan tanya ke Affan lilypudlucu yang telah lama menggunakan MacBook Pro..

dengan konfigurasi keyboard MacBook yang berbeda dari Windows membuat harus menyesuaikan walau tak banyak.. hanya saja pada akhirnya nbsusanto harus menukar fungsi tombol command dan fn karena terbiasa letak ctrl di Windows.. apalagi setelah ketemu beberapa tombol shortcut..

bagian keyboard laptop ini sangat nyaman digunakan untuk mengetik.. empuk dan ukurannya pas.. cocok untuk bekerja.. selain itu, touchpad / trackpad MacBook Air membuat nbsusanto yang terbiasa harus memakai mouse manjadi tidak mengalami ketergantungan pada mouse lagi, meskipun klik kanan butuh 2 jari atau sambil pencet tombol control..

untuk layar memang nbsusanto akui Apple MacBook Air M1 berukuran 13,3″ ini mantep dan bening banget dengan embel-embel “retina” dan resolusi 2560 x 1600.. langsung nbsusanto atur menggunakan “dark mode” seperti gadget lain pada umumnya karena lebih nyaman di mata..

selanjutnya, nbsusanto pun puas dengan suara yang dihasilkan oleh laptop ini dari speaker yang terletak di sisi kanan dan kiri keyboard.. meskipun laptop tipis, suaranya sangat enak didengar dan melebihi ekspektasi.. bagian ini subyektif karena nbsusanto memang bukanlah seorang audio enthusiast..

tidak ada suara bising sama sekali dari Apple MacBook Air M1 ini mengingat tidak adanya kipas pendingin di dalamnya.. itupun tidak membuat laptop ini terasa panas untuk sehari-hari.. mungkin bagi yang menggunakannya untuk edit video maupun grafis kelas berat dapat merasa lebih panas meski dapat diakali dengan ruangan berpendingin udara..

kamera di laptop ini terletak di atas layar seperti pada umumnya.. memang bagian itu menjadi tidak semanis laptop lama, walau kelebihannya adalah angle kamera menjadi lebih normal.. untuk kualitasnya nbsusanto rasa sudah cukup untuk keperluan masa kini yang masih banyak menggunakan layanan daring dan sesekali harus menyalakan kamera..

kehadiran fingerprint memudahkan saat akan login ke situs tertentu yang data loginnya telah terekam.. maklum, nbsusanto itu paling males harus ngetik password ehehehe.. fingerprint pun cukup mudah diakses, yaitu di tombol power.. hanya saja tombol ada di kanan atas seperti posisi delete pada umumnya.. tapi tombolnya jarang dipencet, lhawong buka layar langsung nyala.. 😅

hal yang paling menyenangkan dari memakai MacBook adalah baterai yang luar biasa awet.. memang nbsusanto belum pernah mengetes detail waktu penggunaan dari 100% hingga baterai minta dicas.. namun realitanya, hingga 2,5 bulan pemakaian cycle count masih di angka 14.. padahal laptop hampir setiap hari dipakai, kadangkala untuk office, browsing, serta zoom..

kadang nbsusanto melepas charger sebelum terisi penuh, namun kadang tetep lanjut walau 100%.. fitur charging stopper ada di Apple MacBook Air, namun berdasarkan analisis AI terhadap kebiasaan pengguna.. di awal memang belum aktif, namun di laptop ardiantoyugo setelah beberapa bulan aktif di angka 80an %.. setidaknya baterai akan tetap awet hingga tahunan.. 😅

selain itu, charger MacBook ini menggunakan USB-C, sehingga apabila ketinggalan bisa menggunakan charger smartphone, dan sebaliknya.. pahit-pahitnya dalam kondisi listrik mati, masih bisa mengecas laptop menggunakan powerbank dengan kabel meskipun mungkin dayanya kurang kuat.. tapi ya nggak papa daripada nggak terisi sama sekali kan..

tentu saja bukan tanpa kelemahan.. hal yang paling merepotkan dari Apple MacBook Air M1 ini adalah terbatasnya I/O port.. tercatat hanya ada 2 USB-C (support power delivery, display out, thunderbolt) serta 1 jack audio 3,5 mm.. mau tidak mau harus bawa adapter kemana-mana bahkan sekadar untuk mencolokkan USB-A maupun HDMI sebagai display..

selain itu, meskipun ultrabook, salahsatunya MacBook, bukan lagi laptop eksklusif, namun kalau dibawa pada saat rapat / diskusi kadang ada yang malah membahasnya.. entah tentang laptop enteng, chipset yang digunakan, dll.. meski begitu, sudah terbiasa sejak bawa MSI PS42 sih yang karena desainnya memang juga menarik untuk menjadi topik pembahasan.. 🤣

hal lain yang merepotkan adalah tidak semua aplikasi di Windows dapat berjalan di Macintosh, khususnya software keteknikan.. apalagi versi pak tani.. kemarin sempat galau, tapi mengingat kebutuhan akan software tersebut tidaklah banyak, lebih dominan untuk kerja berbasis office dan mobile ya berani memilih Mac..

apalagi ya? mungkin cukup ini dulu review tentang Apple MacBook Air M1 pada 3 bulan waktu penggunaan awal.. ke depannya mungkin dapat membahas laptop ini lagi jika ada hal yang menarik untuk dibahas.. yang pasti, nbsusanto puas dengan laptop ini.. bahkan karena sudah lumayan terbiasa, pas pake Windows agak kagok.. jan.. memang kudu jalan keduanya.. 🤣

sekian dan terima kasih.. 🙂

wassalamu’alaikum wr. wb..

About nbsusanto 1033 Articles
Nur Budi Susanto - https://dolanotomotif.com/ seorang blogger yang menggemari otomotif, jalan-jalan, fotografi, teknologi, transportasi, dan kereta api. silakan tinggalkan komentar, kritik, dan saran atas tulisan saya. boleh juga japri saya di kankkunkblog@gmail.com.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*