assalamu’alaikum wr. wb..
sejak dari 2 tahun lalu sudah terdengar gosip bahwa akan hadir sebuah motor matic bernuansa retro/klasik dari pabrikan Jepang.. malah sebelum Yamaha Fazzio dirilis di Indonesia.. ya pabrikan Suzuki merilis motor yang cukup apik di mancanegara, salah satunya di Taiwan.. dialah Suzuki Saluto..
wis kurang apik opo? garis desain yang bener-bener ala pabrikan Italia.. dilihat dari berbagai sisi pun nyambung dan proporsional semua.. memang desainernya juga bukan orang sembarangan, yaitu Alessandro Tartarini, seorang desainer Italia yang masuk dalam top 100 desainer dunia..
fitur-fiturnya pun cukup menarik dengan letak pengisian bensin di dek depan serta sistem keylessnya.. oya, USB nya pun 2A lo ketika yang lain 1A saja.. lampu tentu saja sudah LED.. meskipun memang speedometer masih menggunakan jarum dengan dilengkapi MID digital..
sementara itu mesin Suzuki Saluto cukup oke dengan kapasitas 125 cc overstroke dengan tenaga puncak 9,4 ps @7000 rpm dan torsi 10 Nm @6000 rpm.. kapasitas tangki bensin 5,5 liter.. untuk roda sendiri cukup imut karena diameter velg 10″ saja di depan dan belakang.. oya, suspensi belakangnya double lho!
pada 2020 dan 2021, berita Suzuki Saluto hanya terdengar sepintas lalu pergi karena ya memang tidak ada realisasinya dan praktis yang menguasai pasar masih Honda Scoopy.. namun begitu Yamaha Fazzio hadir di Indonesia, berbagai media kembali menggoreng Suzuki Saluto akan masuk ke Indonesia.. lalu mau ikut-ikutan menggoreng?
bukan menggoreng sih.. spesifikasi seperti di atas mungkin sudah banyak blogger dan media papan atas yang menulis.. nbsusanto seperti biasa cuma mau memaparkan opini berdasarkan apa yang nbsusanto amati.. bukan analisis sih karena memang tidak melakukan pencarian data dari internal Suzuki Indonesia..
kenapa Suzuki Indonesia belum memasukkan Saluto?
kalau hanya berdasarkan euforia, sudah tentu sangat banyak yang menantikannya.. sebagian adalah fans boy Suzuki, sebagian adalah mereka yang ingin motor retro tapi bukan Honda Scoopy maupun Yamaha Fazzio, dan sebagian lain adalah netizen yang memang membuatnya ramai saja..
padahal merilis sebuah produk tidak sesederhana itu saja.. kajian bisnis adalah hal penting yang selalu menjadi pegangan.. fokus utama tentu saja adalah benefitnya.. hal ini sangatlah kompleks dan butuh rentetan yang panjang, bukan sekadar produksi/impor, distribusi ke cabang, jualan.. ada perijinan, pengetesan, research and development, dan masih banyak lagi..
hal paling mudah dilihat saja.. apakah Suzuki Saluto akan hadir dalam model CBU (impor kendaraan utuh), CKD (impor komponen utuh secara terpisah), IKD (impor sebagian komponen), atau malah full buatan lokal? pada umumnya, CBU lah yang harganya paling mahal, disusul oleh jenis yang lain.. dari aspek ini saja menjadi buah simalakama..
apabila hadir secara CBU memang effort pabrikan paling rendah hanya dengan impor saja.. namun banyak sumber mengatakan apabila CBU, Suzuki Saluto akan hadir pada kisaran harga 40-50an juta rupiah.. jauh di atas kompetitor jepang dan malah mepet dengan skutik Italia.. apa iya peminatnya masih banyak? nampaknya kaum mending-mending akan berpaling..
apabila hadir secara CKD, effort pabrikan selain mengurus perijinan adalah dengan menyiapkan sumber daya perakitan kendaraan.. biasanya harganya lebih rendah, namun bagaimanapun yang impor biasanya masih berharga cukup mahal karena selain harga dari sononya mahal, masih kena cukai dan lain-lain..
apakah mungkin dibuat lokal seutuhnya? tidak mudah juga.. effortnya sangat besar.. harus menyiapkan moulding, mencari supplier bahan mentah, mencari vendor komponen, sumber daya perakitan, dan lain-lain.. butuh waktu dan biaya yang tidak sedikit juga.. memang apabila diset break even point cukup lama, harga bisa murah.. masalahnya seberapa lama?
dengan kondisi ekonomi yang sedang serba tidak pasti seperti saat ini nampaknya bukan hal yang mudah untuk mewujudkan hal tersebut meskipun bukan hal yang mustahil.. apalagi dalam produk terbaru yang dirilisnya, yaitu Gixxer SF250, banyak yang menganggapnya kemahalan meskipun pada akhirnya produk yang berjumlah < 60 unit itu habis terjual..
ditambah jika mengingat produk jualan SIS kini tidak terlalu banyak pilihan jika dibandingkan dengan kompetitornya.. orang mengenal Suzuki masa kini ya Satria FU, GSX, Address, Nex dan Smash saja.. motor eksotis seperti Skywave dan penerusnya pun sudah tak ada lagi.. apalagi si motor retro Suzuki Let’s, mungkin tak banyak yang mengenalnya..
apa strategi agar Suzuki Saluto masuk Indonesia?
nbsusanto sih yakin pihak Suzuki Indonesia pun telah mempertimbangkannya.. namun berikut coba nbsusanto sampaikan opini pada pembaca tentang apa saja yang mungkin dapat membuat Suzuki Saluto mengaspal melalui pihak SIS secara resmi..
belajar dari pengalaman, produk paling fenomenal Suzuki, yaitu Satria FU, dapat dijadikan pelajaran.. datang pertama kali dengan status CBU, ternyata harganya tidaklah mahal sekali.. mulai banyak peminat, kemudian beralih ke CKD, hingga akhirnya menjadi produksi lokal.. namun prosesnya memang butuh waktu yang tidak sebentar..
hal lain yang dapat dilakukan adalah penggunaan common part dengan matic lain.. pada saat ini yang memungkinkan untuk itu hanya mesin Nex dan Address.. itupun keduanya 115 cc saja meskipun sebenarnya tenaga puncaknya pun sama di 9,4 ps walaupun butuh rpm tinggi dan torsinya lebih rendah .. mungkin remap ECU dan mengubah kompresi bisa menaikkan torsi?
tentu saja penggunaan common part ini dapat dilakukan secara sementara.. hitung-hitung sambil penjajakan pasar.. kalau ternyata pasarnya kurang bagus, setidaknya tidak banyak keluar biaya untuk research and development, toh produksinya juga bisa menggunakan line yang sama dengan Address dan Nex.. kalau ternyata bagus, bisa mengembangkan mesin lain lagi..
penggunaan basis mesin yang sama ini bukanlah hal yang baru.. di Honda, mesin Scoopy mempunyai basis yang sama dengan Genio dan BeAT.. di Yamaha, mesin Fazzio kabarnya adalah hasil pengembangan dari mesin FreeGo.. di mobil malah ada mesin 3SZ-VE yang dipakai berbarengan di Terios, Rush, Avanza 1,5, Granmax 1,5, Luxio..
lalu bagaimana langkah Suzuki? apakah akan diam saja melihat potensi pasar ini atau memang hasil analisis internal menunjukkan bahwa peluangnya tidak sebanding dengan risiko yang harus ditanggung? yang jelas kalau ditanya mungkin masuk atau tidak, ya masih mungkin.. tapi apakah akan terjadi atau tidak, itu yang jawabannya seiring waktu berjalan..
kita sebagai konsumen dan pemerhati otomotif hanya dapat menunggu saja.. toh belum karuan beli to? ngoahahahahaha.. 🤣
sekian dan terima kasih.. 🙂
wassalamu’alaikum wr. wb..
Nur Budi Susanto – https://dolanotomotif.com/
seorang blogger yang menggemari otomotif, jalan-jalan, fotografi, teknologi, transportasi, dan kereta api. silakan tinggalkan komentar, kritik, dan saran atas tulisan saya. boleh juga japri saya di kankkunkblog@gmail.com.
Leave a Reply